Kejujuran itu.... ( Killing me softly )
Ketika sebuah kejujuran sudah kuungkapkan, ada sebuah kelegaan, perasaan tenang tetapi ada juga perasaan sedih karena kejujuranku kali ini seperti bom waktu yang mungkin akan melukai diriku sendiri bahkan mampu membunuhku secara perlahan karena luka yang teramat dalam.
Mungkin hatiku akan terberai menjadi serpihan-serpihan kecil, ibarat kertas yang terkoyak melayang tertiup angin jahat dan membentuk angin puting beliung, hingga rumah masa kecilku tempatku bernaung dan menyandarkan keresahan jiwaku hancur bersama keegoisanku yang bernama kejujuran.
Mungkin tak akan ada lagi tamanku yang penuh dengan bunga Mawar Kuning yang setiap saat kuncupnya merekah, tersenyum, dan menari bersama desaunya angin musim semi atau juga harumnya aroma Kemuning yang membius jiwaku agar beristirah dari kemunafikan cinta. Yang ada hanyalah Pohon Jati yang kian meranggas yang mungkin tak akan sanggup bertahan hidup untuk musim selanjutnya.
Waktu tak juga mengajariku tentang cinta. Patah cinta tak juga membuatku jera untuk kembali mencinta. Saat kau hadir dalam tamanku, kau tumbuh ibarat jamur yang akan terus tumbuh dan seolah sulit untuk aku abaikan begitu saja. Mungkin kau akan terus menempel dalam hatiku yang semakin hari kian mengerdil. Tapi, kenapa kini kau tumbuh semakin liar bahkan kau tak pernah perduli aku semakin rapuh dan tersisih di tamanku sendiri ?
Dan kini kutahu bahwa Mawar Kuningku tak lagi merekah, aroma Kemuning tak lagi menghembuskan kedamaian bersama kejujuranku yang menuntut sebuah kepastian. Ah, Buset kenapa aku mencintaimu seperti ini ?
0 Comments:
Post a Comment
<< Home